MENGAMBIL PELAJARAN PERANG UHUD
Ada pelajaran penting tentang dakwah Nabi di Madinah ,khususnya dalam perang Uhud. Perang Uhud adalah satu-satunya perang yang diikuti oleh Rosul, sementara Rosul bersama para sahabat kalah, bahkan putra terbaik kaum muslimin, Hamzah bin Abdul Mutholib “sang” Singa Allah , gugur sebagai syuhada Uhud dalam keadaan tragis. Dadanya tertancap sebilah tombak yang dilemparkan oleh Al Wahsyi, atas perintah Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan.
Hikmah-hikmah yang kita ambil dalam perang Uhud :
– Memahamkan kepada kaum muslimin betapa buruknya akibat kemaksiatan dan mengerjakan apa yang telah dilarang Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika barisan pemanah meninggalkan pos-pos mereka yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam.
– Sudah menjadi kebiasaan bahwa para Rasul ‘alaihimus salam juga menerima ujian dan cobaan, yang pada akhirnya mendapatkan kemenangan. Di antara hikmahnya, apabila mereka senantiasa mendapatkan kemenangan, tentu orang-orang yang tidak pantas akan masuk ke dalam barisan kaum mukminin sehingga tidak bisa dibedakan mana yang jujur dan benar; dan mana yang dusta. Sebaliknya, kalau mereka terus-menerus kalah, tentulah tidak tercapai tujuan diutusnya mereka. Sehingga sesuai dengan hikmah-Nya terjadilah dua keadaan ini.
– Ditundanya kemenangan pada sebagian pertempuran, adalah sebagai jalan meruntuhkan kesombongan diri. Maka ketika kaum mukminin diuji, lalu mereka sabar, Allah melimpahkan anugrah kemenangan pada perang-perang selanjutnya.
– Allah subhanahu wa ta’ala mempersiapkan bagi hamba-Nya yang beriman tempat tinggal di negeri kemuliaan-Nya yang tidak bisa dicapai oleh amalan mereka. Dia tetapkan beberapa sebab sebagai ujian dan cobaan agar mereka sampai ke negeri tersebut.
– Bahwasanya syahadah (mati syahid) termasuk kedudukan tertinggi bagi para wali Allah subhanahu wa ta’ala.
– Perang Uhud ini seakan-akan persiapan menghadapi wafatnya Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala meneguhkan mereka, dan mencela mereka yang berbalik ke belakang, baik karena Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam terbunuh atau meninggal dunia.
– Hikmah lain adalah adanya pembersihan terhadap apa yang ada di dalam hati kaum mukminin, terutama tentang kecintaan harta duniawi, karena pada saat perang Uhud, mestinya umat Islam sudah di ambang kemenangan,tetapi karena tergiur harta jarahan perang yang sengaja ditinggalkan oleh kaum Quraisy di kaki gunung Uhud, maka para sahabat yang masih lemah imannya beramai-ramai meninggalkan pesan Rosul untuk tetap berada di gunung, dan berebut harta rampasan peperangan. Harta bisa menjadi fitnah, kapan saja, apalagi bagi kita yang mungkin iman kita jauh di bawah iman para sahabat Nabi.
(Kitab Fathul Bari, Syarah Bukhari 7/433)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPS MATA KULIAH PENDIDIKAN ASWAJA

PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN ASWAJA HINGGA KE NUSANTARA